Heat Flux (Aliran Panas Internal Bumi)
Untuk
mengetahui besarnya aliran panas yang melalui lapisan bumi, digunakan rumus di
bawah ini.
1/A dQ/dt=K ∆T/∆Z
Dengan
A = Luas penampang permukaan (m2)
Q = Panas (kalori)
t = waktu (detik)
K = konduktivitas bahan 2,5 W m-1 deg-1
T = suhu (deg)
Z = jarak (m)
Dari
pengukuran di lapangan diperoleh gradien temperatur (ΔT/ΔZ), dari analisa laboratorium
terhadap batuan sampel diperoleh nilai konduktivitas termalnya (K). Melalui pengukuran
yang dilakukan Lee ( 1970) sejumlah 3500 titik. Diperoleh profil aliran panas
pada permukaan bumi. Diperoleh informasi bahwa tingginya aliran panas pada area
di kerak benua, terkait dengan aktivitas vulkanik. Pada MOR (Mid-Oceanic Ridge)
samudra terukur aliran panas yang tinggi, diperkirakan ada sumber panas
beberapa km di bawah permukaan. Aliran panas di samudra semakin rendah jika
menuju perbatasan benua. Secara rata-rata aliran panas di kerak benua dan
samudra hampir sama meskipun dengan mekanisme yang berbeda. Jika di kerak benua
mekanisme aliran panas lebih karena konduksi dan kontribusi radioaktif, maka di kerak
samudra aliran panas mengikuti pergerakan kerak dari MOR (Mid-Oceanic Ridge) ke zona penunjaman di perbatasan benua dan
terkait dengan pendinginan litosfer.
The ocean floor heat flux
Aliran Panas di samudra
diukur secara rutin di berbagai titik pengukuran. Fitur litosfer yang paling mencolok dari aliran panas samudra
adalah hubungan kuat antara aliran panas dan jarak dari sumbu Mor-Oceanic Ridge. Aliran panas tertinggi dekat dengan sumbu MOR dan
menurun dengan meningkatnya jarak darinya. Untuk pemekaran dasar laut tingkat
seragam usia kerak samudera (dan litosfer) sebanding dengan jarak dari sumbu MOR
Gambar. 1 Perbandingan panas diamati dan diprediksi mengalir sebagai fungsi dari usia litosfer
samudera. Ringkasan skematik untuk semua lautan, yang menunjukkan pengaruh hidrotermal
aliran panas di MOR (
Anderson dan Skilbeck, 1981). Perbandingan dengan referensi
model pendingin PSM (Parsons dan Sclater, 1977) dan GDH1 (Stein, 1992) untuk
(b) Pasifik, (c) Atlantik dan (d) Hindia
Dari pengukuran aliran panas
samudra diperoleh rata-rata 101 mW m-2. Sirkulasi hidrotermal di kerak samudera
merupakan bagian penting dari hilangnya panas bumi. Ini menyumbang sekitar
sepertiga dari Total aliran panas samudera, dan seperempat dari panas global
yang mengalir.
The continental heat flux
Perhitungan aliran panas
di suatu daerah membutuhkan dua pengukuran. Konduktivitas termal dari sampel batuan local diukur di laboratorium. Suhu gradien diukur di lapangan di
lokasi penyelidikan, pada benua dilakukan dalam lubang bor
Gambar . 2. Perhitungan aliran panas oleh
interval Metode untuk data panas bumi dari WSR.1 drillhole pada Plateau
Colorado dari Barat USA; batang
horizontal menunjukkan standar deviasi dari pengukuran di setiap interval
kedalaman (Powell et al., 1988; berdasarkan data dari Bodell dan Chapman,
1982).
Dari interval nilai aliran panas
benua dengan kedalaman di rata-rata diperoleh 65 mW m-2. Banyak proses berkontribusi pada aliran panas benua. Terlepas dari
panas yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, juga sumber penting yang
berkaitan dengan peristiwa tektonik. pendinginan konvektif berlangsung efisien
dalam sirkulasi cairan, sementara beberapa kelebihan panas hilang oleh pendinginan
konduktif. Akibatnya, variasi panas benua mengalir dengan waktu paling baik
dipahami dalam hal usia tectonothermal, yang merupakan usia tektonik terakhir
atau peristiwa magmatik di lokasi pengukuran. Nilai aliran panas benua terdiri dari spektrum yang
luas. Penurunan aliran rata-rata panas dengan meningkatnya umur tectonothermal kerak (Gbr.
20.5), menurun dari 70-80mW m-2
di provinsi muda untuk nilai kondisi stabil 40-50mW m-2 di Prakambrium daerah
yang lebih tua dari 800 Ma.
Global heat flux
Histogram dari nilai-nilai aliran panas yang tersebar
di seluruh berkisar untuk setiap domain. Distribusi memiliki karakteristik serupa,
membentang dari sangat rendah, hamper nol nilai lebih dari 200mW m-2. Nilai-nilai yang tinggi pada benua berasal dari gunung berapi dan
daerah aktif tektonik, sedangkan nilai tertinggi di lautan yang ditemukan dekat
dengan sumbu mid-oceanic ridge. Baik di benua dan di lautan, Aliran panas
bervariasi dengan umur kerak. Untuk menentukan statistik panas-aliran global, fraksi luas
permukaan bumi memiliki usia tertentu dikalikan dengan aliran panas artinya diukur untuk
domain usia, aliran panas rata-rata 65
mWm-2 untuk kumpulan data benua.
Sedangkan aliran panas rata-rata samudra 101 mWm-2. Diperoleh aliran panas rata-rata global adalah
87mWm-2. Lautan menutupi 60,6%
dan 39,4% benua dari permukaan Bumi. Sehingga sekitar 70% dari panas yang hilang melalui lautan dan 30% melalui benua.
Gambar .3 Histogram dari nilai aliran panas benua, samudera
dan global (Pollack et al.1993).
Nilai-nilai aliran panas
di kedua domain benua dan samudera yang ditemukan tergantung pada usia kerak
dan karakteristik geologi. Hubungan ini memungkinkan untuk membuat peta aliran
panas global untuk distribusi
pengukuran aktual .
Gambar . 4 Distribusi aliran panas global (mW m-2)
No comments:
Post a Comment