Urutan specimen dari formasi geologi tunggal, adalah rangkaian aliran lava atau lapisan
sedimen, yang mengalami peningkatan umur geologi, sering digunakan untuk
mengulangi pertukaran-pertukaran polarisasi magnetis. Penjelasan yang nyata
bahwa medan geomagnetik mengalami pembalikan berulang dikenal dalam awal
sejarah dari paleomagnetis, tetapi ada keraguan dari penemuan lava Mt. Haruna,
Jepang, yang diperoleh laboratorium TRM dalam beberapa hal yang berlawanan pada
medan di mana lava terdinginkan (Nagata et aI., 1952). Ini menjadi penting
untuk mengetahui bagaimana kemungkinan mekanisme pembalikan sendiri untuk
mengetahuinya dilakuan secara teoritis dengan mekanisme-mekanisme yang mungkin
diperoleh oleh Neel (1955). Stacey dan Banerjee (1974) menyimpulkan bahwa
pembalikan medan magnetik hanya terjadi secara alami, tentu saja terjadi mekanisme
pembalikan sendiri yang penting adalah proses pengulangan ion-ion di dalam
larutan padat hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3).
Ishikawa dan Syono (1963) menemukan bahwa pembalikkan thermoremance adalah suatu fitur dari suatu keadaan secara parsial
yang keduanya memiliki suhu tinggi dan kesetimbangan suhu rendah. keadaan thermoremanence normal. Jadi; Dengan
demikian kekuatan pembalikan kemagnetan adalah suatu fungsi dari kedua
komposisi dan laju pendinginan. pembalikan dari suatu negatif (antiferomagnetik)
menggabungkan antara ion-ion dan itu sesuai untuk keadaan model sederhana dari
dua interaksi (A dan B) subkisi atomik, yang menjaga orientasinya dari
magnetisasi spontan hingga selama proses pertukaran, tetapi satu magnetik yang
penting yang pada awalnya lemah menjadi lebih kuat selama proses pembagian
kembali ion. Ini membalikkan magnetisasi spontan kisi dan sebagai konsekwensi
juga remanen.
Pembalikan Sendiri, kemungkinan dari kasus lain susah
untuk diamati di dalam laboratorium. Tetapi penting pada skala waktu geologi,
mengharuskan suatu penilaian yang seksama dari bukti untuk pembalikan dari
medan geomagnetik. Ada empat macam dasar
pembalikan :
- Adanya
suatu hubungan antara pembalikan yang diamati dalam perbedaan continent
dan perbedaan tipe batuan. Baik batuan beku maupun batuan sedimen.
- Sedimen
yang dipanasi oleh lapisan batuan beku yang kemudian telah mendapatkan TRM
dengan polaritas yang sama seperti batuan beku dalam semua kasus, dengan
mengabaikan polarisasi remanen di dalam sedimen yang tidak terpanasi. Jika
faktanya kira-kira 50% dari batuan magnetis stabil ditemukan untuk
pembalikkan yang dijelaskan dengan menggunakan istilah pembalikan sendiri.
Kemudian diharapkan 50% dari kontak-kontak yang dipanasi untuk tidak
setuju dengan penggangguan polarisasi batuan.
- Proses yang nyata dari pembalikan telah dilakukan baik dalam urutan lava-lava dan di dalam sedimen bawah samudra.
Gambar 1.
Peristiwa polarisasi magnetis dari suatu batuan intrusi dan sedimen yang
dipanasi (dimagnetisasi kembali) secara paksa adalah bukti dari adanya
pembalikan medan. Pembalikan polarisasi ditandai oleh pembalikan sendiri. Suatu
studi secara statistik mengenai baked contact dilakukan oleh Wilson (1962).
seperti di Table 9.1, menampilkan bukti pemaksaan pembalikan medan.
Tabel 9.10 Polaritas/polarisasi Paleomagnetic batuan beku gunung
berapi dan kontak-kontak yang dibakar.
* Analisis oleh Wilson (1962) sudah diperluas oleh
peneliti yang selanjutnya. Angka-angka di sini adalah dari McElhinny ( 1973).
(N =normal, R=reserved/yang dibalikkan, I=intermediate/transisi)
dimana intensitas medan nampak berkurang secara tajam
dalam jangka pendek selama suatu proses pembalikan. Ini biasanya diambil untuk
menyiratkan bahwa medan dipol lenyap dan muncul kembali dengan pembalikan
polarisasi tetapi bahwa medan nondipol tetap berlaku perpindahan. Bagaimanapun,
beberapa peneliti sudah mengusulkan bahwa dipol katulistiwa dengan suatu
orientasi juga tetap berlaku.
- Pola-pola
dari anomali-anomali magnetis yang mengapit ocean ridges (magnetic stipes)
bersifat konsisten dengan penyebaran lantai samudra yang
berkelanjutan dari Ridges dengan
polarisasi lantai samudra basaltik bertukar-tukar dengan umur (yang
tingkatkannya menuju keluar) dengan menentukan perbedaan keduanya dari
umur batuan beku sedimen samudra.
Kekuatan dari observasi ini adalah adanya fakta-fakta
nyata yang berarti, perbedaan sistematis dalam kimia atau keadaan oksidasi
antara lava pembalikkan dan lava normal yang bersebelahan, telah dilaporkan
oleh beberapa peneliti-peneliti (seperti, Ade-Hall dan Wilson. 1963; Wilson dan
Watkins, 1967) tetapi bukan oleh yang lain (Larson dan Strangway, 1966;
Ade-Hall dan Watkins, 1970), diakui sebagai paradoks tetapi bukan melemahkan
hipotesis medan pembalikan. Angka pada Table diatas menunjukan perkiraan
statistik secara kasar dari kemungkinan pembalikan sendiri. Tabel
mengindikasikan tiga kasus dari polarisasi opposite lebih dari 157, yaitu
sekitar 2% atau satu sama lain terdapat perbedaan meliputi dua batuan, nilai
pembalikan sendiri adalah sekitar 1% (see Problem 9.2 Appendix J). Ini masuk
akal. Juga nilai arah intermediet adalah sekitar 2% dari total dan jika kita mengira
bahwa pembalikan terjadi rata-rata setiap 105 tahun, lalu proses
pembalikan didapat sekitar 2000 tahun, yang sesuai dengan pengeluaran
sedimendari inti.
Pola yang terperinci dari pembalikan sudah menjadi
suatu subyek pertimbangan yang penting untuk hubungan stratigraphic, terutama perbedaan umur relatif dari perekaman
kejadian di dalam sedimen samudra, dan untuk memperkirakan rata-rata penyebaran
lantai samudra dari kenaikan continent. Penanggalan Potassium-argon pada batuan
beku dibuat dalam skala waktu mutlak dari pembalikan untuk 5 juta tahun yang
lalu, periode alami yang dipelajari dengan sangat intesif. Kesaksamaan
penanggalan tidak mencukupi untuk mengidentifikasi kejadian tertentu dari
berbagai zaman yang umurnya lebih besar tetapi urutan polarisasi sudah
diperluas oleh inti sedimen yang lama (foster dan Opdyke, 1970) dan dsimpulkan
dari pola anomali magnetis samudra (Gambar 9.14) sejak 80 milyar tahun yang
lalu atau lebih. McElhinny (1971) telah mempelajari variasi frekuensi
pembalikan lebih dari 500 juta tahun. Tetapi tidak ada bukti yang nyata.
Gambar 2. Rincian
petunjuk dari paleomagnetik yang melewati pembalikan geomagnetik. Didapatkan
oleh Van Zijl, Graham, dan Hales (1962) dibuat ulang dari penggambaran ulang
dari gambar Irving (1964). Pengukuran itu dilakukan pada batuan dari dua
tempat, ditandai oleh garis titik yang berkelanjutan, dari satu deret yang luas
dari lava yang rata.
No comments:
Post a Comment