Gempa Bumi
yang terjadi di lautan dapat menimbulkan gelombang air besar yang dapat menyapu
daratan dan menimbulkan kerusakan yang besar seperti gempa Chile 1960 dan gempa
Sumatra 2004 yang menimbulkan gelombang besar. Gelombang tersebut dinamakan
dengan Tsunami (dalam bahasa Jepang: 津波;
tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi
bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya tsunami. Erupsi gunung krakatau 1883
menyebabkan tsunami yang sangat besar sehingga menghancurkan ratusan desa di
jawa barat dan sumatra selatan. Penyebab lainnya longsoran tanah yang mengarah
ke laut sehingga menimbulkan gelombang. Selain itu longsoran juga seringkali
disebabkan oleh gempa Bumi. Sebagai contoh, tsunami di New Guinea pada bulan
juli 1988, disebabkan oleh gempa Bumi dengan magnitudo 7 disebelah utara pulau.
Gelombang tsunami yang terjadi diperkirakan disebabkan oleh longsoran sedimen
ke laut. Contoh lainnya berdasarkan catatn sejaran terjadi di Norwegia dan
Islandia sekitar 7000 tahun lalu. Longsoran pada daerah tersebut menyebabkan
tsunami yang menyapu Norwegia dan pantai Skotlandia.
Gempa Bumi
merupakan penyebab utama tsunami karena pergerakan dasar laut yang panjang
gelombangnya bisa mencapai ratusan kilometer. Gelombang ini merupakan gelombang
air dangkal, artinya kedalaman air lebih rendah dari pada panjang gelombang.
Persamaan umum untuk kecepatan gelombang dengan panjang gelombang λ = 2π/k
dalam air dengan kedalaman h, gravitasi g adalah:
Karena pada air dangkal maka
(kh) << 1, sehingga persamaan tersebut menjadi
Pada kedalaman air 5 km maka
kecepatannya adalah 220 m/s atau 800 km/jam. Meskipun ini sangat cepat untuk
standar gelombang laut, namun masih 20 x lebih lambat bila dibandingkan dengan
gelombang Rayleigh dan 40 x lebih lambat dibandingkan dengan gelombang P. Hal
ini memungkinkan untuk dapat membuat deteksi dini gelombang tsunami. Gelombang
di air ini juga lebih lambat dibandingkan dengan perambatan patahan. Bila
sebuah gempa Bumi dengan rerata pergeserannya b sepanjang patahan L dan
lebar W dalam sebuah medium rengan
rigiditas µ maka momennya adalah Mo = µbLW (persamaan 14.6). kita
dapat menghubungkannya ke energi gempa Bumi, Es, dengan mengkombinasikan persamaan 14.36 dan 14.38, misalkan MW
= Ms
Es = Mo x 10-4.3..............................................................................................(14.55)
Energi seismik proporsional
dengan dimensi produk, bLW, namun karena b
proporsional dengan dimensi patahan
yang lebih kecil, W, maka:
Es ~ LW2.......................................................................................................(14.56)
Dengan subtitusi b ke W akan kita dapatkan energi tsunami:
Es ~ ρg(fb)2 LW ~ ρg(fb)2
LW3....................................................................(14.57)
Untuk amplitudo
gelombang a dan panjang gelombang λ,
energi dalam satu panjang gelombang proporsional dengan a2λ dan
karena λ ~ V ~ h1/2, a meningkat diiringi dengan penurunan kedalaman
air h sebesar h-1/4. Berdasarkan hal ini maka 1 meter gelombang dalam
kedalaman 4 km lautan akan menjadi 4 meter gelombang dalam kedalaman 15 meter
air. Semakin mendekati pantai yang dangkal, maka ketinggian gelombang akan
semakin meningkat. Gelombang air yang datang ini dapat dipecah secara alami
oleh tebing laut atau pun batuan yang berada di pantai. Dengan cara inilah
pemecah tsunami dapat dirancang dan dibuat.
Gempa Bumi dan
Tsunami Aceh 2004 tercatat sebagai gempa Bumi dengan bidang rekahan/patahan (rupture) terpanjang dalam sejarah gempa
Bumi yang tercatat oleh manusia. Rekahan/patahan sepanjang ±1600 Km dimulai
dari epicenter gempa dekat pulau Simeulue dan menerus sampai ke kepulauan
Andaman dengan kecepatan ±2 Km/detik. Rekahan/patahan yang panjang ini selesai
dalam waktu ±10 menit dan menjadi sumber gangguan volume air laut yang
selanjutnya menjadi sumber tsunami yang sangat besar. Pola perubahan dasar laut
akibat rekahan/patahan sepanjang ±1600 km akibat gempa 26 Desember 2004. Dasar
samudra/laut yang naik dan turun sampai dengan 20 m sejauh ±1600 Km memicu
gelombang tsunami yang dasyat.
Referensi
Tambahan
Aki,
K., dan Kanai, K., 1957. Space and time spectra of stationary stochastic
waves, with special reference to microtremors. Bulletin of the Earthquake
Research Institute 1957;35:415–56.
(Kamei & Nakata, 2015). Introduction to microseismic source mechanisms (Rie Kamei, Nori Nakata,
and David Lumley. The Leading
Edge. August 2015
No comments:
Post a Comment