Wikipedia

Search results

Wednesday, 20 January 2016

Variasi Sekuler dan Hipotesa Sumbu Dipol

Magnetisasi termoremanen dapat diukur dengan tekhnik paleomagnetik dengan pengukuran yang tidak merusak material, pengukuran seperti ini terdapat sebuah cabang  khusus dalam paleomagnetik yang dikenal dengan arkeomagnetik.
Intensitas medan magnetik yang terukur di atas permukaan bumi senantiasa mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan medan magnetik ini dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat ataupun lama. Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi antara lain:
1.        Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan buli yang berasal dari variasi medan magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub magnetik bumi. Pengaruh variasi sekur telah diantisipasi dengan cara memperbarui dan menetapkan intensitas medan magnetik utama bumi yang dikenal dengan IGRE setiap lima tahun sekali.
2.        Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
3.    Badai Magnetik

Badai magnetik  adalah gangguan yang bersifat sementara dalam medan magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodanya acak tetapi kejadian ini sering muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat mengacaukan hasil pengamatan.
Gambar 1. Variasi sekuler inklinasi dan deklinasi magnetik di London

Gambar 2. kombinasi data dari gambar sebelumnya dan beberapa data terakhir yang memperlihatkan jalur variasi sekuler empat abad terakhir 

Kutub Paleomagnetik

Hasil paleomagnetik biasanya dinyatakan dalam posisi kutub. Posisi kutub ini dapat disimpulkan dari pengukuran pada batuan berupa koordinat sumbu dari medan hipotesis dipole yang menghasilkan medan lokal sejajar dari batuan dengan pengukuran langsung dari natural remanence

Hipotesa Sumbu Dipole (dua kutub)
Garis gaya magnet pada medan Axial dipole  simetris terhadap sumbu rotasi bumi  sehingga elemen – elemen medan tidak tergantung terhadap bujur.


 Gambar 3. Posisi kutub dari batuan beku lebih dari 20 juta tahun yang lalu
 

No comments:

Post a Comment